Walaupun masih sebatas issue Pemerintah berencana menaikan harga BBM bersubsidi, menurut beberapa sumber BBM bersubsidi khususnya premium akan naik harganya dari Rp 6500 menjadi Rp 8000 di awal bulan tahun 2015 dan terus akan dinaikan menjadi Rp 13000 hingga tahun 2017. Akibat rencana kenaikan BBM bersubsidi ini di beberapa kota BBM jenis premium mulai langka, banyak pengendara harus mengantri berjam-jam di SPBU bahkan sampai malam pun masih antri. Mereka mengungkapkan kekesalanya di sosial media,seperti yang dialami siswi pelajar SMA ini dia kesal karena sudah 2 jam lebih antri namun tetap diurutan belakang.

 

Selain itu ada juga yang terpaksa beli pertamax.

 

Efek lain dari langkanya premium ini banyak angkot-angkot ngetem di jalanan karena susah mendapatkan bahan bakar, harga bensin/premium eceran di pinggir jalan pun naik menjadi Rp 12000. Akibatnya terbentuk opini daripada BBM langka mending harga BBM langsung naik. Kejadian ini membuat MB sendiri penasaran kenapa harga BBM selalu naik?

Mungkin Bro & Sis masih ingat dulu ketika BBM naik berbarengan dengan naiknya harga menjelang Hari Raya Idul Fitri, belum juga harga premium naik harga-harga sudah naik dan parahnya BBM non subsidi juga ikut naik walaupun didemo habis-habisan pemerintah tetap menaikan harga BBM. Dengan alasan yang hampir sama, kenaikan BBM sekarang ini dikarenakan hampir 70 persen subsidi BBM dinikmati masyarakat menengah ke atas atau dapat juga disebut dengan pengendara mobil, agar subsidi BBM dapat dialokasikan ke sektor-sektor lebih produktif seperti subsidi untuk petani, nelayan dan UMKM yang masih harus dikembangkan. Pertanyaannya apakah benar selama ini subsidi BBM dialokasikan ke sektor-sektor tersebut?

Pro dan kontra di berbagai media pun muncul, namun dari sekian banyak pendapat bisa disimpulkan bahwa masyarakat semakin kritis, dari Pemilu bulan Juli kemarin membuktikan masyarakat ingin memilih pemimpin yang benar-benar membela kepentingan rakyat. Untuk itu dalam menaikan harga BBM pemerintah harus benar-benar transparan berapa sebenarnya harga premium di pasaran termasuk perhitungan detailnya karena kepercayaan rakyat terhadap pemerintah semakin menipis. Selain itu diakui atau tidak teknologi Indonesia dalam pengolahan BBM masih jauh dengan negara-negara lain, Oleh karena itu masyarakat terutama generasi muda harus menguasai teknologi ini dan pemerintah harus memberi dukungan terhadap alternatif energi lain. Contohnya seperti mahasiswa dari Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti dari Program Studi Teknik Mesin justru berhasil membuat inovasi untuk penghematan solar dengan menciptakan bahan bakar pengganti yang diberi nama Solar Air. Solar air ini dicoba di kapal cepat dengan mengelilingi 69 pulau di Kepulauan Seribu dalam waktu 5 hari dengan hasil yang memuaskan dan menurut kabar para nelayan pun menginginkan solar air ini. Penggunaan solar di Indonesia rata-rata mencapai 40 juta liter perharinya. Dengan solar air ini penggunaan solar dapat dikurangi 30% atau mencapai 12 juta liter perhari, siapa tahu selanjutnya ditemukan juga semacam premium air?

 

 

 

Referensi :

-Gulf Oil is NOT Fossil Fuel.. It is an Abiotic – Self Regenerating Compound! – http://www.youtube.com/watch?v=ck01KhuQYmE

-http://www.kaskus.co.id/thread/53f430cfc2cb1726308b45a3/mulai-2015-harga-bbm-bersubsidi-akan-naik-rp-1500/

-http://politik.kompasiana.com/2014/04/30/jokowi-presiden-bbm-naik-terus-selama-4-tahun-652746.html

-http://www.kabarkami.com/mengapa-harga-bbm-tidak-perlu-dinaikkan.html

-http://www.kabarkami.com/harga-bbm-naik-petral-sembunyi-diketiak-pertamina-apakah-petral.html

-https://id.berita.yahoo.com/jokowi-kembali-kirim-sinyal-pangkas-subsidi-bbm-042252366.html

-http://majalahict.com/berita-1568-inilah-alasan-triomacan2000-dukung-harga-bbm-naik.html

-http://finance.detik.com/read/2014/08/24/164722/2671036/1034/keluhan-warga-pilih-harga-bbm-naik-daripada-antre-berjam-jam-di-spbu

-http://www.tribunnews.com/metropolitan/2014/08/11/mahasiswa-indonesia-ciptakan-solar-air