Bro sist pernah ke Bandung? kalau pernah pasti tau Gasibu dong.?? Sore hari di bulan puasa seperti sekarang ini biasanya banyak orang-orang berkunjung ke Gasibu untuk jalan-jalan sambil menunggu saat berbuka puasa atau yang biasa disebut “nyenyore” atau “ngabuburit”.
Gasibu sebenarnya sebuah lapangan yang berada di depan Gedung Sate Bandung, diantara Gasibu dan Gedung Sate ini dipisahkan oleh sebuah jalan raya yang bernama jalan Diponegoro. Nah..Disekitar jalan inilah banyak penjual makanan & minuman khas ramadhan disore hari. Pengendara kendaraan disekitar jalan ini juga banyak yang singgah membeli tajil atau duduk-duduk disekitar Gasibu termasuk MB sendiri yang sedang duduk-duduk didepan Gedung sate..
Pohon-pohon besar disekitar jalan bikin betah berlama-lama disini. Semakin sore pengunjung semakin banyak, tidak kalah penjual yang tadinya hanya melayani sendirian sekarang dibantu beberapa orang, entah suaminya, anaknya atau temannya. Mereka selain menjual kolak ada juga es buah, cup cake, es kelapa, banyak banget cendol juga ada (gan cendol gan..).
Tapi yang bikin penasaran ada semacam bubur sumsum yang isinya warna-warni dicampur santan dan cairan gula merah entah namanya apa kira-kira kaya gini bentuknya :
Oiya, ngomong-ngomong makanan banyak juga tempat yang menjual makanan & minuman disekitar Gasibu, salah satunya Yoghurt Cisangkuy. Tempatnya sederhana tapi enak buat ngadem, rencananya sih habis dari Gasibu ini MB mau buka disana bareng someone, ehhm…
Bikin ngiler..belum buka bisa-bisa batal nih apalagi cabe-cabean juga tambah banyak…
.
Lamunan MB pun buyar, tiba-tiba bapak-bapak didepan teriak dengan logat sunda :
Tidak begitu lama terlihat sebuah gerobak besar yang ditarik seorang laki-laki paruh baya, 3 anak perempuan duduk diatas gerobak dan istrinya sesekali mendorong gerobak dari arah samping.
Mau kemana ya.. apa rumah mereka digusur? MB terus bertanya-tanya dalam hati sampai gerobaknya hilang di tikungan. Perhatian MB beralih ke mobil-mobil yang berderet disebelah kanan Gedungsate, pemilik mobil ini juga ternyata menjual tajil namun tidak seperti mobil dagang biasanya, mobil-mobil ini adalah mobil pribadi yang lumayan berkelas semacam Jazz, Avanza, Ertiga, macem-macem. Yang MB lihat mereka ini kebanyakan pasangan muda atau remaja, mereka menjajakan barang dagangannya di pintu belakang mobilnya atau bagasinya.
Satu persatu para pembeli baik yang berjalan kaki atau pun naik kendaraan menghampiri mobil-mobil ini, seperti sudah diatur kalau sebuah mobil sudah terlalu banyak pembelinya pembeli yang lain menghampiri mobil yang kedua begitu seterusnya.
Dari kejadian ini memang ternyata nasib itu berputar, yang miskin harus berusaha merubah nasibnya. Yang kaya juga harus tetap mempertahankan dengan cara ber-ikhtiar lain, kadang hambatannya cuma waktu dan gengsi. Contoh kejadiannya seperti sekarang di Gasibu, tempat dimana yang papa dan yang berada berpadu.
Pic credit: -beberapa gambar diunduh dari tempo.co & jotravelguide.com.
Ayo…..
SukaSuka
Laper…
SukaSuka
Ping balik: Tidak hanya di Bandung, razia knalpot racing mulai menyebar di beberapa kota. | MOTORBLITZ
Ping balik: Kasihan anak kecil ini, menyebrang dengan sepedanya di jalan raya. | MOTORBLITZ