Rada miris juga melihat penampakan motor dengan ban gundul plus velg depan yang terasa agak oval karena accident beberapa waktu yang lalu. Melihat penampakan tersebut MB jadi ingin mengganti velg motor tersebut dengan velg aftermarket. Walaupun sebenarnya alasannya bukan karena itu, alasan utamanya apalagi kalau bukan ingin membuat tampang motor kalajengking jadul ini lebih fresh dan nampak kekinian seperti motor model keluaran baru.
Awalnya cuma iseng chit-chat via messenger dengan salah satu pemilik toko asesoris motor terdekat di tempat MB. Waktu itu selintas yang ada di pikiran cuma ada dua merk yaitu velg Chemco atau Axio. Sebenarnya karena pertimbangan umur part-part pendukung seperti rantai dan gear soal ukuran velg dan ban MB memilih tidak terlalu ekstrim. Ukuran roda belakang velg 3,50 dipadu dengan ban ukuran 120/70, dan ukuran roda depan dengan velg 2,50 ban 90/80 diameter 17 mirip motor standar Vixion sepertinya lebih dari cukup. Sayangnya untuk dua merk dengan ukuran tersebut susah ditemukan atau dijual langsung di toko-toko accessories motor. Tanpa putus asa MB selalu bertanya “apa bisa indent”? Akhirnya setelah beberapa lama MB pun ditawari sepasang velg Axio yang katanya sih PnP alias tinggal plek pasang. Mendengar kata PnP ini MB langsung menuju toko tersebut untuk melihatnya langsung.
Velg racing Axio palang tiga ini dijual beserta cakram plus kaliper dan master untuk rem belakang. Sayangnya untuk ukuran velg depan ternyata lebih besar dari yang diharapkan, velg depan Axio ini ukurannya 2.75 dan yang pasti untuk ukuran ban harus lebih besar dari 90/80. Entah karena merasa tertantang tanpa babibu langsung MB beli velg Axio ini dengan kombinasi ban depan FDR Blaze ukuran 100/70 dan Zeneos ZN 62 ukuran 120/70 untuk ban belakang.
Mengenai pemasangan velg Axio ini tidak ada masalah yang berarti, bearing dan bos bearing di velg Axio depan dan belakang sudah terpasang, jadi untuk velg depan tinggal copot ring untuk kabel speedometer dan part lainnya di velg lama :
Nah inilah part-part tersebut dan untuk seal karet (seal dust) untuk bearing jika sudah aus lebih baik diganti..
Pasang part-part tersebut dan karet bearing ke velg baru Axio tanpa ada perubahan alias PnP.
Untuk velg belakang pun sama tinggal copot nap gear dan karet nap gear lalu pindahkan ke velg baru, masalah yang timbul dalam pemasangan velg belakang Axio ada di RDB-nya, nanti MB akan coba bahas di artikel terpisah.
Review setelah kurang lebih 3 bulan pemakaian velk Axio tidak ada masalah yang berarti, bearing masih dalam keadaan oke dan tidak ada bunyi-bunyian yang mencurigakan. Tentang bunyi yang mencurigakan ini muncul dari rantai sewaktu velg ini baru dipasang, namun setelah rantai dikencangkan dan diolesi stemplet bunyi tersebut hilang.
Selama 3 bulan juga menggunakan velg Axio ban FDR Blaze dan Zeneos 62 dengan berboncengan melintasi jalanan yang terkadang berbatu dan melewati polisi tidur (pelan sih) kondisi ban pun masik ok. Secara fisik tidak terlihat ban cacat atau benjol-benjol, oiya untuk penyebab ban benjol ini pernah juga dibahas di sini. Dari segi fisik juga FDR Blaze 100/70 velg 2,75 masih terlihat agak kotak dibanding dengan Zeneos 62 120/70 dengan velg 3,50 yang terlihat agak bulat.
Soal handling FDR Blaze di roda depan memang bisa diandalkan untuk mencengkram aspal ketika menikung dan tidak terdengar suara ban menggesek aspal ketika melakukan pengereman depan dengan kecepatan 60-80kmph. Sama halnya dengan ban Zeneos 62, ketika cornering dengan kecepatan yang sama pinggir ban masih terasa lengket di aspal. Namun dalam kecepatan sekitar 90Kmph ketika melakukan engine brake menuju tikungan terasa ban sedikit ngesot walaupun masih bisa terkontrol. Satu lagi ada kejadian aneh ketika motor melaju lambat kurang dari 20kmph, ban belakang Zeneos 62 terasa agak zigzag seperti ada gerigi dengan jarak 15cm di telapak ban. Kemungkinan penyebabnya karena garis lurus menuju samping dari pattern ban Zeneos ini terlalu ke tengah di telapak bannya sehingga bagian ini terasa lebih lunak.
Dari kejadian di atas bisa disimpulkan sepertinya compound ban Zeneos 62 lebih keras dari ban FDR Blaze mirip-mirip dengan ban IRC standar. Hanya saja karena ukuran dan bentuknya yang membulat ketika cornering Zeneos sanggup diandalkan dibanding dengan ban standar. Karena compound-nya yang agak keras juga ban Zeneos 62 ini sepertinya memang sengaja dibuat untuk jangka pemakaian lama, dibanding dengan FDR Blaze bisa jadi tapak ban Blaze akan cepat habis dibanding Zeneos walaupun handling Blaze terasa lebih mantap.
Namun sepertinya kurang fair membandingkan performa ban depan Blaze dengan Zeneos di ban belakang, lagi pengalaman di atas dilakukan dengan track yang kering dan mungkin akan berbeda ketika dilakukan di track basah. Tapi terus terang MB sendiri gak berani ngebut kalau di jalan basah apalagi hujan, Bro & Sis punya pengalaman lain?
Last lirik juga Bro & Sis artikel lainnya yang berhubungan :
–Pilih-pilih ban gambot buat ban belakang motor sport, mana yang paling keren?
–Bingung pilih antara velg dengan ban yang ukurannya paling pas dan cocok?
–Penampakan ban benjol-benjol, apa penyebabnya?
–Ganti velg dan ban gambot motor jadi lemot?
–Apa fungsi logam berbentuk persegi empat di pinggir velg racing?
keren abis velgnya
SukaSuka
Ping balik: Step by step pasang RDB atau rem belakang dengan cakram variasi non PnP. | MOTORBLITZ